Batik megamendung adalah motig kain batik yang berasal dari daerah
Cirebon. Bentuk motif batik khas kota udang ini menyerupai bentuk
awan-awan. Motif batik mega mendung terlah menjadi sebuah ikon karya
seni kota Cirebon. Motif batik megamendung mempunyai ciri khas
tersendiri yang tidak dimiliki oleh motif batik di daerah penghasil
batik lainnya.
Kain batik mega mendung yang sudah sejak lama dan turun menurun
diproduksi oleh masyarakat Cirebon tidak hanya terkenal di kalangan
pecinta batik di Indonesia saja. Motif batik mega mendung juga
diapresiasi dengan baik oleh masyarakat di luar negeri. Ini terbukti
dengan dijadikanya motif batik megamendung sebgai cover salah satu buku
yang membahas tentang batik yang berjudul “Batik Design” karya Pepin Van
Roojen seorang kebangsaan Belanda.
Selain bangga bahwa motif kain batik mega mendung mendapatkan
apresiasi yang baik di dalam dan di luar negeri, kita juga patut untuk
tahu pengertian batik mega mendung dari segi sejarah dan filosofi motif batik yang tertuang di atas kain.
Ada beberapa pendapat tentang asal motif batik mega mendung.
Ada yang mengatakan bahawa motif mega mendung adalah hasil dari
pengaruh pendatang dari negeri China. Yang pada dulu sering singgah di
pelabuhan Muara Jati, Cirebon dan dianggap membawa paham Taoisme dimana
bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas, bebas dan mempunyai
makna transidental (Ketuhanan).
Ada juga yang mengatakan motif batik mega mendung
diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku
dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang
datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa
Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa
benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik,
piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk awan dalam beragam
budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Pengertian batik mega mendung
merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental
(Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga ada pada dunia kesenirupaan
Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia
besar atau alam bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar